Kita semua tahu bahwa setiap amal dan ucapan manusia dicatat oleh dua malaikat: Raqib dan ‘Atid. Tapi… di manakah sebenarnya mereka berada?
Pertanyaan ini telah dibahas sejak masa klasik oleh para ulama, dan ternyata pendapat mereka beragam. Mari kita telusuri.
Dalil
1. Dalil Al-Qur’an
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
(سورة ق: ١٨)
"Tiada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan di dekatnya ada malaikat Raqib dan ‘Atid."
2. Tafsir Ath-Thabari: adh-Dhahhak & al-Hasan
قال الضحاك: مجلسهما تحت الضرس على الحنك
ومثله عن الحسن.
“Adh-Dhahhak berkata: tempat mereka di bawah geraham, dekat langit-langit mulut.”
Riwayat serupa juga datang dari Al-Hasan al-Bashri. (Tafsir Ath-Thabari)
3. Keterangan dalam Kitab Nūruz Ẓalām (hlm. 19)
والحافظون لما يصدر من العباد من قول أو فعل أو اعتقاد اثنان: رقيب وعتيد.
وكلّ منهما رقيب أي حافظ، وعتيد أي حاضر.
واختلف في محلّهما من الشخص، فقيل: ناجداه، وقيل: عاتفاه، وقيل: ذقنه، وقيل: شفتاه، وقيل: عنفقته.
والأسلم في أمثال ذلك الوقف.
Artinya: Ada dua malaikat pencatat: Raqib dan ‘Atid. Keduanya bermakna pengawas dan hadir. Ulama berbeda pendapat tentang letak keduanya — dari pundak, dagu, bibir, hingga antara dagu dan mulut. Pendapat yang lebih selamat adalah berhenti (tawaqquf) dari menetapkan posisi tertentu.
4. Hadis: Posisi Kanan dan Kiri
كاتب الحسنات على يمين الرجل، وكاتب السيئات على يسار الرجل...
لا تعجل، لعله يتوب.
Artinya: Malaikat pencatat amal baik berada di sebelah kanan, dan pencatat amal buruk di sebelah kiri. Jika seseorang berbuat dosa, malaikat kanan berkata: “Jangan buru-buru menulis, barangkali ia akan bertobat.” (HR. At-Thabarani, Ibnu Abi Hatim)
Perbandingan Pendapat
Pendapat Ulama | Posisi Malaikat | Sumber |
---|---|---|
Adh-Dhahhak & al-Hasan | Di bawah geraham | Tafsir Ath-Thabari |
Al-Bājūrī & al-Ḥalālī | Pundak, dagu, bibir, dll. | Nūruz Ẓalām |
Riwayat Hadis | Kanan dan kiri tubuh | HR. Thabarani, Ibnu Abi Hatim |
Kesimpulan
- Dua malaikat pencatat amal (Raqib dan ‘Atid) selalu bersama manusia.
- Ulama berbeda pendapat soal posisi fisik mereka: dari mulut hingga pundak.
- Beberapa ulama lebih memilih tawaqquf (tidak memastikan) dalam hal ghaib seperti ini.
- Yang lebih penting adalah fungsi mereka: mencatat setiap amal dan ucapan kita.
Wallāhu a‘lam.