Ruang Baca
Literatur Islam

Menghidupkan kembali kitab kuning
dalam ruang baca yang terbuka untuk semua.

Mulai Membaca
Ilustrasi Ruang Baca

Setelah Habaib, Kiai dan Pesantren Sasarannya: Strategi Menumbangkan Islam?

Dibalik polemik nasab Habaib, framing terhadap pesantren, ada rencana besar untuk menghancurkan islam.

Yang disampaikan Najih Ibn Abdil Hameed dalam postingan viralnya perlu dijadikan pedoman untuk sadar terhadap bahaya yang mengintai umat Islam hari ini.

Polemik tentang nasab Habaib Ba‘Alawi bukan sekadar perdebatan silsilah keluarga. Di balik isu yang terus digoreng untuk meragukan keturunan Rasulullah ﷺ ini, tersimpan agenda besar yang berbahaya. Seperti upaya terencana untuk menghilangkan kepercayaan umat terhadap para pewaris dakwah Nabi dan pada akhirnya, menjauhkan umat dari pesantren dan ilmu agama.

Ilustrasi pembenci Habaib dan Pesantren. (Emha/Santrilogy)

Mereka tahu, selama umat masih mencintai Habaib dan menghormati Kiai, Islam akan tetap kokoh. Karena di tangan para ulama dan dzurriyyah Rasul inilah warisan ilmu, adab, dan sanad Islam dijaga dengan penuh amanah. Maka cara paling licik untuk menghancurkan Islam bukan dengan melarang ajarannya secara langsung, tapi dengan membuat umat membenci pewaris Nabinya.

Ketika mereka berhasil menanamkan keraguan terhadap nasab Habaib dengan menuduh palsu, mempertanyakan silsilah, hingga memecah kepercayaan masyarakat, sebenarnya mereka sedang meruntuhkan salah satu benteng spiritual Islam. Setelah umat terbiasa menghina Habaib, target berikutnya adalah para Kiai dan Ulama Pesantren.

Inilah pola klasik yang sangat berbahaya: rusak dulu wibawa Habaib dan Ulama, maka pesantren akan kehilangan pengaruh. Dan ketika umat mulai menjauh dari pesantren, mereka pun akan kehilangan arah memahami agama.

Pada saat itu, Islam hanya akan tersisa sebagai simbol, bukan lagi ruh dan tuntunan hidup.

Lebih jauh dari itu, menghilangkan kepercayaan kepada Kiai dan Habaib berarti menghilangkan kepercayaan kepada Islam itu sendiri. Sebab para ulama dan dzurriyyah Rasul adalah penjaga ajaran Islam, penghubung antara umat dengan sanad keilmuan yang bersambung hingga Rasulullah ﷺ. 

Jika kepercayaan itu diputus, maka terputuslah pula tali ilmu dan bimbingan ruhani umat dengan Nabinya. Kemudian muncul narasi-narasi logika liar yang berbicara tentang agama tanpa berdasarkan dalil sumber Islam. Pada akhirnya, ilmu keislaman sudah tidak dikenalkan kepada masyarakat. Konsumen semakin sedikit, bahkan bisa menjadi ancaman keilmuan agama terasingkan. 

بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

"Islam pertama kali muncul dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing pula, maka beruntunglah orang-orang yang asing." HR. Ibnu Majah.

Karena itu, memahami polemik nasab Habaib bukan hanya soal membela satu keluarga atau kelompok. Ini adalah bentuk pembelaan terhadap kehormatan Islam dan warisan dakwah Rasulullah ﷺ. 

Semoga kita dan keluarga kita diberi keselamatan dari fitnah besar ini. Amiiin 🤲



Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak!