Pertanyaan:
Apa hukum membaca basmalah di awal Surah Bara’ah (At-Taubah)? Mengapa mushaf tidak mendahulukannya dengan بسم الله الرحمن الرحيم sebagaimana surah-surah lainnya?
| Ilustrasi Mushaf Al-Qur'an. Sumber: Pixabay | 
Jawaban:
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum membaca basmalah pada awal Surah Bara’ah. Perbedaan ini disebabkan oleh tidak adanya basmalah yang ditulis dalam mushaf ‘Utsmānī di awal surah tersebut serta perbedaan riwayat tentang apakah Jibril menurunkannya bersama basmalah atau tidak.
Dalam Hāsyiah aṣ-Ṣāwī ‘alā Tafsīr al-Jalālayn disebutkan:
  النصّ (حاشية الصاوي على تفسير الجلالين 2/136)
  ثُمَّ اخْتَلَفَ الْعُلَمَاءُ فِي ابْتِدَاءِ تِلْكَ السُّوْرَةِ بِهَا أَي بِالْبَسْمَلَةِ، 
  فَقَالَ ابْنُ حَجَرِ مِنَ الشَّافِعِيَّةِ بِالْحُرْمَةِ، وَقَالَ الرَّمْلِي بِالْكَرَاهَةِ ...
  فَأَجَابَ بِأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ لَمْ يَأْمُرْ بِذَلِكَ أَي لِكَوْنِهِ لَمْ يَنْزِلْ عَلَيْهِ وَحْيٌ بِهَا،
  وَهَذَا أَصَحُّ الْأَقْوَالِ.
Terjemah:
Para ulama berbeda pendapat tentang memulai Surah Bara’ah dengan basmalah. Ibnu Ḥajar dari kalangan Syafi‘iyyah berpendapat haram, sedangkan ar-Ramlī mengatakan makruh. Adapun pendapat yang paling kuat: Rasulullah ﷺ tidak memerintahkan untuk membacanya karena tidak diturunkan wahyu dengan basmalah di awal surah itu; inilah pendapat yang paling benar.
Batasan & Penjelasan
- Tidak ada basmalah tertulis dalam mushaf ‘Utsmānī pada awal Surah Bara’ah, menunjukkan bahwa para sahabat sepakat menulisnya tanpa بسم الله الرحمن الرحيم.
 - Sebabnya: menurut mayoritas mufassir, Surah Bara’ah turun sebagai kelanjutan (muttashilah) dari Surah al-Anfāl — keduanya membicarakan peperangan dan pembatalan perjanjian dengan kaum musyrik, sehingga tidak pantas dibuka dengan lafaz ar-Raḥmān ar-Raḥīm.
 - Menurut ulama Syafi‘iyyah:
    
- Ibnu Ḥajar al-Haytamī: Haram memulai Surah Bara’ah dengan basmalah, karena itu berarti menetapkan sesuatu yang tidak diwahyukan.
 - Ar-Ramlī: Makruh, sebab ia tidak disyariatkan tetapi tidak sampai haram.
 
 - Pendapat paling kuat (aṣaḥḥ): tidak membaca basmalah di awal Surah Bara’ah karena Nabi ﷺ tidak memerintahkan dan wahyu tidak turun dengannya.
 
Implikasi Praktis
- 
    Dalam Tilawah Mushaf:
Saat memulai Surah Bara’ah, langsung membaca:Barā’atum mina Allāhi wa rasūlihi...
tanpa didahului bismillāh. - 
    Dalam Khataman atau Bacaan Bersambung:
Jika Surah al-Anfāl dibaca hingga selesai lalu langsung lanjut ke Bara’ah, maka cukup berhenti sejenak tanpa basmalah untuk memisahkan keduanya. - 
    Dalam Penulisan dan Penerbitan Mushaf:
Mushaf cetakan resmi seluruh dunia Islam meniadakan basmalah di awal Bara’ah — ini merupakan ijma‘ ‘amali (kesepakatan praktik) yang mengikuti mushaf ‘Utsmānī. 
Ringkasnya
Tidak disyariatkan membaca basmalah di awal Surah Bara’ah. Menurut mazhab Syafi‘i, sebagian ulama menghukuminya haram, sebagian lain makruh, dan pendapat yang rajih (kuat) — tidak dibaca karena wahyu tidak turun dengan basmalah pada surah tersebut.
Wallāhu a‘lam biṣ-ṣawāb.
Daftar Referensi
- Hāsyiah aṣ-Ṣāwī ‘alā Tafsīr al-Jalālayn, 2/136.
 - Al-Itqān fī ‘Ulūm al-Qur’ān — As-Suyūṭī (pembahasan “asbāb tark al-basmalah fī awwal Bara’ah”).
 - Tafsīr al-Qurṭubī, 10/160 (tentang sebab tidak disertakannya basmalah).